Senin, 04 Oktober 2010

Mengapa berdoa?

Fr. Lucky Singal
Sebelum melihat alasan mengapa orang berdoa, maka baik dikemukakan lebih dulu tentang arti doa. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, doa adalah permohonan (harapan, permintaan, pujian) kepada Tuhan. Sedangkan berdoa artinya adalah mengucapkan (memanjatkan) doa kepada Tuhan. Berarti doa adalah suatu permohonan yang ditujukan kepada Allah yang didalamnya ada harapan,permintaan dan pujian.
Doa dalam bahasa Yunani
[1] mempunyai beberapa arti diantaranya adalah aiteo yang berarti meminta. Deomai (dengan menegaskan kebutuhan konkret), erotao: menghimbau” (dengan menegaskan kebebasan si pemberi): kata-kata ini dipakai baik di bidang profan maupun keagamaan, namun mengandung ide meminta dengan sangat,berdoa dan mengemis. Sedangkan menurut J.G.S.S Thomson[2], doa adalah kebaktian yang mencakup segala sikap roh manusia dalam pendekatannya kepada Allah. Orang Kristen berbakti kepada Allah jika ia memuja, mengakui dan memuji dan mengajukan permohonan kepada-Nya dalam doa. Doa sebagai perbuatan tertinggi yang dapat dilakukan oleh roh manusia, dapat juga dipandang sebagai persekutuan dengan Allah, selama penekanannya diberikan kepada prakasa ilahi. Seseorang berdoa karena Allah telah menyentuh rohnya. Dalam alkitab, doa bukanlah suatu”tanggapan wajar dari manusia” karena “apa yang dilahirkan dari daging adalah daging” Sebagai akibatnya, Tuhan tidak mengindahkan setiap doa. Ajaran alkitab mengenai doa menekankan sifat Allah, perlunya seseorang berada dalam hubungan penyelamatan atau dalam hubungan perjanjian dengan Allah, lalu secara penuh masuk ke dalam segala hak istimewa dan kewajiban dari hubungan dengan Allah. Melihat semua keterangan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa doa adalah suatu relasi antara manusia dengan Allah yang didalamnya roh manusia berkomunikasi, memohon, meminta, memuji dan mengakui keberadaan Allah yang transendental[3]. Boleh dikatakan bahwa permintaan, pujian, dan permohonan sebenarnya menjadi alasan mengapa orang berdoa. Akan tetapi kalau ditanya lebih dalam lagi mengapa orang berdoa, maka bagus diperhatikan beberapa hal ini:
  1. Roh Kudus yang menggerakkan
Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus." (Roma 8:26,27). Itu berarti bahwa sebelum orang berdoa sebenarnya sudah ada yang menggerakkannya. Semacam ada yang menegetuk pintu hatinya, dan ketika ia berdoa, maka saat itu ia mempersilahkan Allah memasuki hatinya. Dengan demikian berdoa berarti mempersilahkan Allah masuk dalam diri. Masuknya Allah dalam diri kita terjadi karena Ia sendirilah yang membantu kita untuk berdoa dan memohon.
  1. Doa sebagai ekspresi iman
Doa pertama-tama adalah pengungkapan iman. Dalam doa iman dibahasakan dengan segala kekhasan dan ciri-ciri bahasa. Sementara iman adalah hubungan timbal balik dengan Tuhan. Hubungan dengan Tuhan itu bersifat pribadi karena hubungan antara dua pribadi. Tetapi, karena Pribadi yang lain itu tidak dapat dikenal oleh manusia, maka mau tak mau Ia harus memperkenalkan diri. Proses kenal-mengenal itu disebut wahyu dari pihak Allah, dan dari pihak manusia disebut iman. Wahyu adalah anugerah dan rahmat. Di situ Allah menyatakan diri di dalam hati manusia, dan manusia menanggapinya dengan iman. Itulah inti pokok doa, yaitu ada Allah yang diimani, pengalaman iman itu terjadi secara personal, dan saat itu Allah menyelamatkan manusia yang berdoa kepada-Nya[4]. Dalam doa tersebut, manusia bertemu dengan Tuhan, bahwa Ia ada di sini bersama dengan si pendoa. Itu berarti juga bahwa keputusan untuk bertemu dengan Allah lewat doa menunjukkan keberanian manusia untuk berkomunikasi dengan-Nya, dan semua itu perlu disadari sebagai panggilan Allah kepada manusia. Singkatnya doa merupakan kesadaran diri di hadapan Allah dalam keadaan yang sesungguhnya.
  1. Doa sebagai pujian, permohonan, dan syukur kepada Trinitas
Hal ini jelas terungkap dalam pengakuan keagungan dan keluhuran Tuhan. Pengakuan itu diarahkan pada Trinitas, yaitu pada Allah yang diakui sebagai Bapa, Putera, dan Roh Kudus. Itulah kerangka iman kristiani. Dengan menyebut Allah Tritunggal, maka manusia mengarahkan diri dan hidupnya pada perlindungan Tuhan. Dalam arti itu, doa itu mendapatkan arti yang sesungguhnya. Manusia berdoa dalam bentuk syukur, permohonan, dan pujian. Itu menjadi alasan adanya doa, dan lewat itu relasi dengan Allah tetap terjaga dan terpelihara.
  1. Allah Pasti menjawab Doa kita
Apabila aku berseru, jawablah aku, ya Allah, yang membenarkan aku. Di dalam kesesakan Engkau memberi kelegaan kepadaku. Kasihanilah aku dan dengarkanlah doaku!” (Mazmur 4:2). “Doa Daud. Dengarkanlah, TUHAN, perkara yang benar, perhatikanlah seruanku; berilah telinga akan doaku, dari bibir yang tidak menipu” (Mazmur 17:1). “Dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu” (Mazmur 37:4). “Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui” (Yeremia 33:3). “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu” (Matius 7:7). “Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking?” (Lukas 11:11-12). “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya” (Yohanes 15:7). “Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa kepada-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku. Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu” (Yohanes 16:23-24). Itu berarti bahwa semua doa yang disampaikan pasti ada jawabanya. Akan sia-sialah manusia berdoa jika tak ada jawaban dari pihak Allah. Namun Allah mau menegaskan bahwa ketika manusia datang, mengagungkan dan memohon kepada-Nya, maka jawaban akan doa-doa itu adalah kepastian.


[1] Xavier Leon – Dufour, Ensiklopedi Perjanjian Baru
[2] J.G.S.S Thomson, Ensiklopedia Aklkitab Masa Kini jilid I
[3] Definisi, Arti dan Makna Doa serta Mempersiapkan Doa (Selasa, 8 Desember 2009), dalam: http://buletin-narhasem.blogspot.com/2009/12/artikel-definisi-arti-dan-makna-doa.html

[4] T. Jacobus, Teologi Doa, Yogyakarta: Kanisius, 2007, hlm.  18-19

1 komentar: