oleh: Romo Francis J. Peffley
“Maka bermimpilah ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu.” Kej 28:12-13
Definisi Doa:
Mengangkat hati serta pikiran kita kepada Tuhan. Doa ialah berbicara dengan Tuhan.
"Doa adalah kunci Surga." - St. Agustinus
“Doa adalah gerbang mulia, melaluinya kita masuk ke dalam hati Tuhan.” - Ven. Louis dari Granada
“Doa adalah persatuan dengan Tuhan.” - St. Yohanes Vianney
Empat Tujuan Utama Doa:
1. ADORASI: penyembahan yang layak bagi Tuhan karena Ia yang mencipta, menyelamatkan serta menguduskan kita.
2. SYUKUR: berterima kasih kepada Tuhan atas anugerahnya kepada kita, baik rohani maupun jasmani. Jadi, dalam doa kita bersyukur kepada Tuhan atas hidup kita, iman kita, keluarga kita, dll.
3. TOBAT: untuk memperoleh pengampunan atas dosa-dosa kita dan penghapusan/pengurangan hukuman dosa. Dalam doa kita ingat bahwa kita adalah orang berdosa, kita menyesal atas dosa-dosa kita dan mohon ampun, kita mohon penitensi bagi dosa-dosa kita melalui doa. St. Ambrosius mengatakan: “Jika doa dilambungkan, dosa dihapuskan.”
4. PERMOHONAN: dalam doa kita boleh memohon kepada Tuhan apa yang kita butuhkan, baik bagi jiwa maupun badan kita, bagi jasmani maupun rohani, bagi diri kita sendiri maupun bagi orang lain.
Tujuh Kualitas Utama Doa:
1. DEVOSI: menyatukan hati dalam doa. “Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.” (Mat 15:8)
2. KESUNGGUHAN HATI: hasrat yang kuat untuk melayani serta mencintai Tuhan melalui doa. “Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.” (Luk 22:43,44)
3. KETEKUNAN: Kita perlu bertekun dalam doa dan tidak cepat menyerah. Kita perlu terus-menerus berdoa setiap hari. Kristus mengatakan: “Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti … Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya.” (Luk 11:5-10 / lihat juga Luk 18:1-8, Mat 24:13).
“Si pendusta tahu bahwa jika suatu jiwa bertekun dalam doa, maka jiwa itu bukan miliknya lagi.” - St. Theresia dari Avila
“Melalui doa yang dilambungkan dengan kerendahan hati dan iman, jiwa memperoleh, dengan waktu dan ketekunan, setiap keutamaan.” - St. Katarina dari Siena
Kita wajib berdoa sekurang-kurangnya 15 menit setiap hari, jika tidak hubungan kita dengan Tuhan tidak akan berkembang. Karena Tuhan adalah Pribadi yang paling penting dalam hidup kita, kita wajib berbicara kepada-Nya setiap hari. Setiap harinya kita menghabiskan lebih banyak waktu sekedar untuk makan, bersantai dan menikmati hiburan. Jiwa kita jauh lebih penting daripada tubuh kita. Dan Tuhan pastilah jauh lebih penting daripada siapa pun atau apa pun juga dalam hidup kita, jadi Ia layak mendapatkan prioritas utama. Mengenai berapa banyak kita harus berdoa, Kitab Suci mengatakan: - selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu (Luk 18:1), - tetaplah berdoa (1Tes 5:17), - berdoalah setiap waktu (Ef 6:18 dan Kis 6:4).
4. KERENDAHAN HATI: “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." (Yak 4:6, lihat juga Mat 6:1-6, Lukas 18:9-14).
5. KONSENTRASI: Bagaimana mungkin kita mengharapkan Tuhan mendengarkan doa kita, jika kita sendiri tidak memusatkan perhatian kita dalam doa? (Lihat Mat 6:7,8). Beberapa distraksi yang tidak disengaja dalam doa memang tak terelakkan, tetapi kita harus berusaha untuk menguranginya. St. Edmund mengatakan: “Lebih baik mengucapkan satu kali Bapa Kami dengan kesungguhan serta ketulusan hati daripada seribu kali tanpa kesungguhan dan penuh dengan distraksi.”
6. IMAN: “Tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. (Ibr 11:6) “Sebab tidak dikecewakanlah mereka yang percaya padaMu” (Dan 3:40) “Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin." (Mat 19:26)
7. PRIORITAS: Ketika kita berdoa kita harus menempatkan prioritas dengan benar, yaitu kehendak Tuhan lebih utama dari kehendak kita. Yesus berdoa: "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi." (Luk 22:42)
Apakah Tuhan selalu menjawab doa-doa kita? Ya. Ada tiga bentuk jawaban doa - ya, tidak, dan tunggu. Tidak ada doa yang tidak dijawab dan tidak ada doa yang tidak didengar. St. Thomas mengajarkan bahwa Tuhan tidak mengabulkan apa yang kita minta dalam doa jika permintaan kita itu tidak baik bagi keselamatan kita. Kita harus bertanya apa yang sesuai dengan kehendak Tuhan bagi kita. Kristus mengajarkan:
“…Janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” (Mat 6:31-33) “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?” (Mat 16:26)
Kita harus percaya pada kebijaksanaan Tuhan, dan bukan pada kebodohan kita sendiri. St. Agustinus mengatakan: “Kita harus yakin bahwa apa yang tidak dikabulkan Tuhan dalam doa kita, Ia melakukannya demi keselamatan kita. Jadi kita perlu mengerti bahwa meskipun Tuhan tidak memberikan apa yang kita minta, Ia memberikan apa yang baik bagi kita. Ketika kamu sakit, kamu mungkin meminta sesuatu yang tidak baik bagimu, tetapi dokter mengetahuinya. Misalkan kamu meminta air dingin: jika itu baik bagimu, dokter akan segera memberikannya kepadamu; jika tidak, ia akan menolak, tetapi itu tidak berarti bahwa ia tidak mendengarmu. Ia menolak keinginanmu karena ia mendengarkan keinginanmu untuk menjadi sehat. Jadi biarlah ketulusan hati, saudara-saudaraku, ada di dalam engkau: biarlah ketulusan hati ada di dalammu, maka engkau tidak perlu khawatir. Walaupun permohonanmu tidak dikabulkan, kamu didengarkan, meskipun kamu tidak mengetahuinya. Mereka yang tekun berdoa kepada Tuhan memohon kebutuhan-kebutuhan hidup, sekaligus didengarkan dan tidak didengarkan dengan belas kasih. Karena seorang dokter jauh lebih tahu daripada si sakit apa yang baik bagi kesehatannya.”
Doa di hadapan Sakramen Maha Kudus:
Salah satu tempat terbaik untuk berdoa adalah di dalam Gereja di mana Sakramen Maha Kudus ditempatkan dalam tabernakel. Berdoa di hadapan Kristus Sendiri membantu kita mengobarkan api cinta kita kepada Tuhan. (lihat Mat 26:40-41)
Manfaat Doa:
Meningkatkan persatuan dengan Tuhan, memperoleh rahmat, iman, cinta serta menolong kita melawan godaan dan mentaati perintah-perintah Tuhan. “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.” (Mat 26:41). Doa bertentangan dengan dosa. Sungguh tidaklah mungkin untuk tetap tinggal dalam dosa berat sambil bertekun dalam doa. Kamu harus melepaskan salah satunya, entah kamu bertekun dalam doa atau tetap tinggal dalam dosa. Kamu tidak dapat tinggal dalam keduanya sekaligus.
Kuasa Doa seperti dinyatakan dalam Kitab Suci:
“Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.” (Yak 5:16-18, lihat juga 2 Raj 20:1-6, Yosua 10:12-14, Dan 6). Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumipun mengeluarkan buahnya.
Kuasa Doa seperti dinyatakan Para Kudus:
“Tuhan menguasai dunia, tetapi doa menguasai Tuhan Sendiri!” | |
“Aku tahu yang lebih kuat daripada Tuhan: orang yang berdoa. Ia membuat Tuhan mengatakan `Ya', ketika Ia telah mengatakan `Tidak!'” | |
“Ia yang berdoa, diselamatkan; ia yang tidak berdoa, celaka!” | |
“Sama seperti tubuh tidak dapat hidup tanpa makanan, demikian juga jiwa kita tidak dapat hidup secara rohani tanpa doa.” | |
“Rosario adalah doa yang paling luhur sesudah Kurban Kudus Misa.” |
sumber : "Prayer: The Stairway to Heaven" by Father Peffley; Father Peffley's Web Site; www.transporter.com/fatherpeffley
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Fr. Francis J. Peffley.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar