Senin, 13 September 2010

BLESSING IN DISGUESE

BLESSING IN DISGUESE
(Kis 4:1-12; Yoh 21:1-14)
            Kepala Pak Anto lecet ketika sepeda motornya masuk lubang kecil di depan rumahnya. Ia kemudian memeriksakan dirinya ke rumah sakit. Dokter mengatakan bahwa ia hanya mengalami luka ringan akibat kecelakaan itu. Namun dengan hati-hati dokter juga menjelaskan bahwa di kepala Pak Anto ternyata ditemukan benjolan akibat benturan yang kemungkinan terjadi beberapa tahun yang lau. Benjolan tersebut saat ini telah menjadi tumor yang harus secepatnya disembuhkan. Penjelasan tersebut membuat Pak Anto kaget. Akan tetapi ia masih bisa bersyukur karena ternyata di balik kecelakaan ringan yang dialaminya, ia masih bisa mendapatkan satu berkat, yaitu mengatahui penyakit berat yang sudah sejak lama dialaminya. Setelah mengetahui hal tersebut, ia kemudian berdoa dan berterimakasih kepada Tuhan atas kesialan yang baru dialaminya karena di situ Tuhan ternyata tampil dan menunjukkan yang terbaik bagi dirinya.
            Pengalaman sial yang dialami oleh pak Anto hampir selaras dengan apa yang terjadi pada para rasul Yesus. Mereka memang tidak mengalami kecelakaan sepeda motor. Yang dialami itulah bahwa mereka tidak mendapatkan ikan setelah berjam-jam melaut. Boleh dikatakan bahwa malam itu mereka mengalami peristiwa sial. Berhadapan dengan peristiwa tersebut, mereka ternyata tidak putus asa. Ada usaha untuk terus menerus mencari bahkan sampai hari mulai siang. Pencarian mereka akhirnya mendapatkan hasilnya. Mereka mendapatkan ikan dalam jumlah yang sangat besar. Namun perolehan hasil besar tersebut tidak terjadi atas usaha mereka sendiri. Keterbatasan kemanusiaan mereka telah membuat mereka berdiam diri sejenak untuk mencari petunjuk Tuhan. Saat itulah mereka memperoleh tangkapan ikan dalam jumlah yang sangat besar. “Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh.”
 Peristiwa yang menimpa Pak Anto dan pengalaman para murid Yesus boleh menjadi cerminan semua manusia yang hidup saat ini. Semua pengalaman hidup manusia sebenarnya menjadi manis dan indah kalau ia menaru berbagai peristiwa hidupnya dalam nama Tuhan. Para rasul Yesus sudah menunjukkan hal tersebut. Mereka menyediakan waktu sejenak untuk melihat dan mendengar kata-kata Tuhan. Pendengaran dan penglihatan akan Tuhan itulah yang mendatangkan berkat. Ajakan untuk sejenak menyediakan waktu untuk melihat dan berbicara bersama Tuhan dalam segala kesibukan hidup harian dan dalam segala peristiwa pahit yang dirasakan. Doa menjadi sarana perjumpaan manusia dengan Tuhan, sehingga dengannya manusia memperoleh rahmat dan sukacita yang tetap atas seluruh hidupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar