Selasa, 01 Februari 2011

HERMES and APOLLO

Suatu hari, setelah memerintahkan Prometheus untuk menciptakan manusia, Zeus pergi meninggalkan Gunung Olympus menuju daerah Arcadia..

disana ia tinggal bersama seorang Peri Bintang, Maia.. dan mereka tinggal di dalam gua pada Gunung Cyllene yang indah..

disanalah, seorang anak "ajaib" dilahirkan.. Ia diberi nama Hermes..

Dewa-dewa lain tidak ada yang tahu kemana Zeus pergi dan apa yang dilakukannya.. Namun Apollo akhirnya mengetahuinya dengan cara yang aneh..


Apollo memiliki sekumpulan sapi ternak dan mereka diawasi oleh Helios, Titan yang mengendarai kereta penarik Matahari melintasi langit.. Helios dapat melihat keseluruhan bumi di siang hari, sehingga Apollo mempercayakan pengawasan ternaknya kepada titan tersebut.

Suatu pagi, Helios mengirimkan pesan kepada Apollo:

"TERNAKMU HILANG!! tadi malam mereka sedang merumput dengan damai di padang rumput Arcadia, namun pagi ini mereka hilang tanpa jejak.."

Dengan penuh amarah Apollo langsung meluncur ke Arcadia, sambil menggumamkan ancaman mengerikan bagi pencurinya, dan menjanjikan hadiah yang indah bagi yang menemukan ternaknya..

di Arcadia ia bertemu dengan sekelompok Satyr.. Mereka adalah makhluk yang biasa tinggal di hutan, penampilannya mirip dengan manusia, tetapi mereka memiliki telinga yang lancip dan sepasang tanduk kecil di kepala.. Mereka pengecut, licik, dan akan melakukan apapun demi kesenangan.. Pemimpin mereka Silenus, satyr yang gendut dan bodoh..

"Kami pasti akan menemukan ternak mu, yang mulia!!" kata Silenus. "Tuan Apollo percaya pada kami, mata kami tajam dan kami tidak takut pada apapun!"

"Bagus.." kata Apollo. "Temukan ternakku dan akan kuberi kalian imbalan yang pantas!"

Apollo melanjutkan pencariannya, dan para Satyr mencari di seluruh lembah Arcadia..

Setelah mencari selama beberapa lama, para satyr akhirnya menemukan jejak kaki sapi.. Mereka menelusuri jejak itu, dan dengan bodohnya jejak itu membawa mereka kembali ke tempat dimana sapi-sapi yang hilang itu biasa merumput.. Sadar bahwa mereka telah dikerjai, para satyr mengamuk dan menyumpahi pencuri itu..

lalu tiba-tiba salah satu satyr berteriak..

"HEY!! ADA JEJAK YANG ANEH!!" satyr itu menunjuk pada sebuah jejak sandal daun yang juga mengarah ke arah padang merumput para sapi..

"Sapi-sapi ini disihir! mereka sudah gila!" begitu kata Silenus.. "Lihatlah jejak pencuri ini!! jejaknya aneh berbentuk bulat dan bergaris-garis!!"

mereka berdebat terus ketika tiba-tiba terdengar bunyi yang indah dari gua di bukit yang tidak jauh dari sana.. mereka terkejut, bunyi itu adalah suara musik yang mengalun merdu... mereka terpesona bunyi itu, namun mereka memutuskan untuk mengamuk di depan gua agar memancing perhatian apapun yang berada di dalam gua itu.. mereka naik ke bagian atas pintu gua, menginjak injak.. berteriak-teriak..

Pintu gua itu kemudian terbuka..

Para satyr bersiap kabur, karena mengira akan keluar monster mengerikan dari dalam gua.. tapi ternyata, yang keluar adalah seorang Nymph cantik jelita..

"Wahai para satyr, ada apa ini?" nymph itu bertanya lembut. "Mengapa kalian berbuat gaduh, dan mengganggu kedamaian lembah ini? mengapa kalian membuat Nymph malang ini ketakutan?"

"Maaf nona," Kata Silenus. "Kami tidak bermaksud jahat, kami hanya ingin mengetahui darimana sumber bunyi-bunyian indah yang kami dengar ini? Bunyi-bunyian itu membuat kami sangat bersemangat hingga nampak seperti mengamuk.."

nymph itu tersenyum. "Baiklah, dengan kelembutan kau akan mengetahui apa yang tidak akan pernah kau ketahui dengan kekerasan.. Aku adalah Cyllene Nymph gunung ini, aku ditugaskan mengasuh seorang putra dari Zeus dan Maia sang Nymph Bintang.. Anak ini bernama Hermes, ia baru berusia enam hari, tapi ia tumbuh begitu cepat hingga saat ini ia sudah sebesar anak umur 6 tahun.. Bunyi indah yang kalian dengar, berasal dari alat aneh yang dimainkan olehnya.. sesuatu yang ia buat dari hewan mati.."

"HEWAN MATI?? bukan sapi kan?" tanya Silenus.

"SAPI?!!" Cylenne tiba-tiba marah. "Omong kosong! Hermes membuat benda itu dari tempurung kura-kura tua kami yang baru mati, ia menjadikannya menjadi alat musik dengan merentangkan potongan kulit sapi dan usus sapi di tempurung itu lalu.."

Cylenne terdiam mendadak, menyadari bahwa dirinya telah berbicara terlalu banyak..

Silenus berteriak gembira, "NAH!! DIA PASTILAH PENCURI SAPI-SAPI TUAN APOLLO!!"

"BERANINYA KAU MENUDUH PUTRA ZEUS SEBAGAI PENCURI TERNAK!!" teriak Cylenne. "Dan aku berani bersumpah dengan sumpah apapun yang kau mau, bahwa di dalam gua ini tidak ada sapi!!"

"Bagaimanapun, mari kita lihat anak itu!" kata Silenus.

Sementara itu Apollo terus mencari, dan kemudian bertemu dengan seorang tua yang bernama Battus..

"Wahai orang tua, apakah kau melihat gerombolan sapi yang melewati tempat ini? Mereka dicuri dari padang rumput, namun jejak yang ditinggalkan secara misterius malah menuju padang rumput tempat mereka biasa digembala.."


"Aku melihat gerombolan sapi berjalan ke arah gua disana.. Sapi itu mengenakan tapal di kakinya secara terbalik, sehingga jejak yang ditinggalkannya juga demikian.. Dan sesuatu menuntun sapi-sapi itu, bergerak dengan sangat cepat hingga hanya nampak bagai kelebatan cahaya.." jawab si orang tua.. "Seorang anak laki-laki, sepertinya.. Ia nampak mengenakan sepatu aneh dari dahan pohon.. Kau bisa melihat jejak asingnya di tanah.."

Apollo berterimakasih pada Battus, kemudian bergegas mengikuti jejak mundur itu ke arah sebuah Gua.. disana ia menemukan ternak-ternaknya terikat dengan baik.. Apollo merasa lega, namun kemudian ia menyadari ada sesuatu yag salah, ia menghitung jumlah ternaknya dan ia sadar bahwa dua sapinya telah menghilang..
lalu Apollo mengikuti jejak lain yang berlanjut ke arah Bukit Cylenne dan menemukan para Satyr berteriak memanggilnya, mengatakan bahwa mereka telah menemukan pencuri ternaknya..

Apollo mmberikan hadiah pada para satyr, kemudian langsung masuk ke dalam gua itu menemui Hermes..

Hermes terduduk di atas sebuah meja batu, memegang Lira-nya dan tersenyum tulus tanpa dosa menatap Apollo..

"Hey anak kecil!!" bentak Apollo. "Dimana dua ekor sapiku?? beritahukan, atau kau akan kulempar ke Tartarus, walaupun kau putra Zeus!"

"Kak Apollo.." kata Hermes dengan pandangan ingin tahu khas anak kecil yang lucu. "Mengapa kau berbicara begitu kasar padaku? aku ini masih bayi berumur enam hari.. bagaimana aku tahu bentuk sapi? lagipula apa peduliku? aku hanya peduli pada susu hangat, selimut di buaian, dan bermain dengan mainan seperti yang ada di tanganku.. Namun ini dapat menenangkanmu, aku akan melakukan sumpah Sungai Styx, karena aku juga Immortal sepertimu, dan tidak ada immortal yang bisa melanggar sumpah sungai styx.."

Hermes pun bersumpah: "Aku bersumpah demi Sungai Styx, bahwa tidak ada sapimu di dalam gua ini dan aku tidak pernah melihat pencurinya..:

Apollo tersenyum, "Setelah ini, kau akan dijuluki sebagai Pangeran Pencuri.. Ceritamu tidak akan bisa membodohiku! Mari kau kubawa ke Gunung Olympus, akan kugelar kasus ini di hadapan Ayah.."

Ketika Apollo hendak meraih Hermes, immortal kecil itu menyentuhkan jari-jarinya dengan lembut di senar-senar liranya.. Kemudian mengalunlah irama indah.. Apollo terkesima.. Seketika itu juga, amarahnya sirna.. Ia bahkan melupakan tentang sapinya.. Yang ia inginkan saat ini hanyalah untuk memainkan musik seindah itu..

"Berikan Lira itu padaku, Hermes.." pinta Apollo. "dan aku akan memaafkan apa yang kau lakukan terhadap dua ekor sapiku.."

"Lira ini tidak sebanding dengan hanya harga sebuah maaf.." jawab Hermes.

"Baiklah, aku juga akan memberikan tongkat emasku, menjadikanmu sebagai utusan para dewa, dan sebagai penuntun arwah-arwah ke alam Hades.."

Zeus mendengar ucapan Apollo..

"Maka jadilah!! Bersumpahlah putraku Hermes, dan berikan lira itu kepada Apollo. Ia akan menjadi Dewa Penguasa Musik serta lagu-lagu indah. Dan kau Hermes, akan menjadi pembawa pesan bagi kami." titah Zeus.

Apollo bersumpah, demikian juga Hermes yang bersumpah akan memberikan liranya pada Apollo..

Tongkat emas pemberian Apollo adalah Tongkat Caduceus.. Tongkat yang dapat menghilangkan perselisihan.. Hermes langsung mencoba kekuatan tongkat itu kepada dua ekor ular di dekatnya yang sedang bertarung.. Seketika ular-ular itu berbaikan dan melingkari tongkat itu selamanya..
Setelah itu, Apollo pergi dan berpindah-pindah tempat tinggal.. Hingga suatu hari, ia sampai ke sebuah tempat indah. sebuah gunung di daerah Delphi.. ia membunuh seekor monster ular besar yang mendiami gunung itu, kemudian ia tinggal disana.. dan disanalah kemudian berdiri sebuah kuil untuk dirinya dimana Oracle bersemayam, yakni pendeta-pendeta wanita yang mengucapkan ramalan paling tepat untuk masa depan di seluruh Yunani. 
http://www.kaskus.us/showpost.php?p=154897688&postcount=341

Tidak ada komentar:

Posting Komentar