Selasa, 01 Februari 2011

Achilles dan Perang Troya

Achilles (Άχιλλεύς) adalah anak dari Peleus dan Thetis, seorang Nereid. Ketika lahir ia diberi nama Ligyron. Saat bayi, Thetis mencoba membuat anaknya menjadi immortal/abadi. Thetis pun melumuri tubuh anaknya dengan Ambrosia, kemudian membaringkannya di atas api, guna membakar bagian-bagian tubuhnya yang fana, membuatnya kebal akan senjata-senjata biasa. Ketika Peleus melihat istrinya membaringkan Ligyron di atas api, ia berteriak memanggil bantuan, namun terlambat, ia sudah terlanjur menjadi immortal, kecuali di bagian tumitnya. Merasa terganggu akan ulah suaminya, Thetis pun pergi dan kembali ke laut.

Ada juga yang mengatakan bahwa Thetis merendam Achilles di Styx, sebuah sungai di Underworld, dengan memegang bagian kakinya. Namun karena tumitnya terhalang oleh tangan ibunya, maka bagian tumitnya tidak ikut menjadi kebal. Inilah asal mula kenapa tumit disebut juga Achilles.

Achilles tumbuh besar dan dilatih oleh ayahnya, dan Chiron, seorang Centaur. Chiron pula yang merubah namanya dari Ligyron menjadi Achilles. Ia belajar berburu dan berperang kepadanya. Ia begitu mudah belajar, hingga ia bisa menangkap berbagai macam binatang buas.

Ketika pemimpin-pemimpin Yunani berkumpul, untuk berperang di Troya, Thetis tahu dari sebuah ramalan bahwa anaknya akan punya 2 kemungkinan takdir. Takdir yang pertama adalah hidup yang lama dan damai, tapi tanpa ketenaran dan kemuliaan. Atau sebaliknya, ia bisa menjadi salah satu pahlawan Yunani terbesar, namun harus mati muda.

Thetis pun berusaha mencegah anaknya agar tidak pergi ke Troya, dengan menyamarkan Achilles hingga mirip wanita dan menyembunyikannya di Pengadilan Lycomedes, di Pulau Scyrus. Di Scyrus, seorang anak perempuan raja, Deidaemeia, jatuh cinta kepadanya, hingga ia melahirkan seorang anak laki-laki bernama Neoptolemus (Pyrrhus).

Orang-orang Yunani diberitahu oleh seorang peramal bahwa Troya tak akan jatuh tanpa bantuan Achilles. Seorang Kapten Yunani, Odysseus, membuat jebakan, dengan menaruh tombak dan perisai di antara hadiah-hadiah untuk sang putri raja. Kemudian orang-orang Yunani membunyikan terompet seolah-olah mereka akan menyerang. Achilles pun mengambil senjata tersebut, hingga kemudian identitasnya terbongkar. Setelah ditemukan, Achilles pun mau bergabung dengan tentara Yunani.


Di Perang Troya, Achilles dianggap sebagai tentara Yunani yang paling tampan, paling gesit, paling kuat, dan paling berani. Ia memimpin Myrmidon dengan 50 kapal dari Phthia, Alus, Alope, dan Trachis. Achilles mengenakan baju besi immortal milik ayahnya, sebuah kado pernikahan dari para dewa. Ia juga bersenjata tombak dari Chiron, yang terbuat dari sebuah pohon di Gunung Pelion. Peleus juga memberikan 2 kuda immortal (Xanthus dan Batus) kepadanya.

Sebelum sampai di Troya, Achilles telah diperingatkan oleh ibunya untuk tidak membunuh Tenes, anak Apollo yang juga Raja Tenedos. Jika ia membunuhnya, Apollo pasti akan membalas dendam. Namun ketika sampai di Tenedos, Achilles lupa akan peringatan ibunya hingga ia membunuh sang raja. Achilles membunuh banyak sekali pemimpin Troya (termasuk anak-anak Priam) dan sekutu-sekutunya. Yang paling menonjol adalah Cycnus, anak Poseidon di awal-awal perang. Di akhir perang ia membunuh Hector, sang Penthesileia Amazon dan Memnon, pangeran Aethiopia, anak Eos dan Tithonus.

Achilles terlibat perdebatan sengit dengan komandannya, Agamemnon, terkait dengan masalah selir, hingga sang pahlawan muda keluar dari pertarungan. Ketika Agamemnon mengirim Nestor, Odysseus dan Ajax untuk membujuknyakembali berperang, harga diri dan perasaan sakit hati membuatnya tetap berkeras menolak. Namun harga diri pula-lah yang membuatnya kehilangan sahabat tercintanya, Patroclus. Ia pun kembali berperang, membalas dendam untuk sahabatnya dengan membunuh jawara Troya, Hector.

Achilles begitu cepat menemui kematian setelah membunuh Memnon. Ketika ia sedang mengejar Tentara Troya yang mundur ke gerbang kota, Paris menembakkan panah kepada Achilles; Dewa Apollo telah mengarahkannya ke salah satu tumit Achilles. Walau sekarat, Achilles masih mampu membunuh seorang tentara Troya dengan tombaknya. Pertarungan sengit berlangsung di sekitar jasadnya. Ajax, sepupunya, akhirnya berhasil membawa jasadnya pergi ketika Odysseus menahan tentara Troya di teluk.

Ketika pemakaman Achilles, baju besinya diperebutkan oleh 2 rekannya, Ajax dan Odysseus. Keduanya masing-masing mengaku sebagai pejuang yang paling berani setelah Achilles. Baju besi itu pun akhirnya jatuh ke tangan Odysseus, mengakibatkan kematian Ajax. Ketika Odysseus menduduki Helenus, seorang peramal Troya mengatakan bahwa anak Achilles harus ikut berperang di Troya, demi kejatuhan kota tersebut. Odysseus pun membawa Neoptolemus ke Troya dan memberikan baju besi Achilles kepadanya.

Ada beberapa kisah tentang kematian Achilles. Ada yang mengatakan bahwa Achilles jatuh cinta kepada anak Priam, Polyxena. Tentara Troya pun menjanjikannya sebuah pertemuan rahasia dengan wanita tersebut di malam hari. Achilles tertipu hingga akhirnya dibunuh oleh Paris dan Deiphobus.
Odysseus bertemu dengan bayangan Achilles di dalam Underworld, di Odyssey. Namun beberapa kisah dari Apollodous dan Apollonius dari Rhodes mengatakan bahwa Achilles tinggal di White Island (yang juga dikenal dengan Kepulauan yang Diberkahi atau Elysian Fields), dan ia menikah dengan penyihir Medea. 
http://www.kaskus.us/showpost.php?p=243328479&postcount=1160

Tidak ada komentar:

Posting Komentar