Santo Vinsensius Palloti, Pengaku Iman
Vinsensius lahir pada tanggal 21 April 1795. Meskipun kesehatannya sering terganggu dan banyak kesempatan tersedia baginya untuk menjadi orang penting dalam masyarakat, namun imamat menjadi satu-satunya cita-cita dan pilihan hidupnya.
Pada zamannya, ada kebiasaan umum, orang (umat) mengikuti sekelompok imam untuk berkarya di Roma secara sukarela. Vinsensius menjalani hidupnya dengan cara ini untuk beberapa lama. Setelah beberapa tahun ia bekerja dengan cara ini, Vinsensius menerima perjanjian kerja di Gereja Neapolitan di Roma. Pada tahun 1835, ia mendirikan Serikat Kerasulan Katolik, sebuah organisasi untuk kaum awam dan imam-imam, yang diabdikan pada tugas penyebaran iman dan peningkatan penghayatan nilai keadilan sosial. Serikat ini merupakan perintis gerekan Aksi Katolik.
Sebagai pemimpin Serikat Kerasulan Gereja Katolik, Vinsensius mengabdikan dirinya pada karya di rumah-rumah sakit, melayani para serdadu, dan mengelola pusat-pusat kesehatan dan rumah-rumah para jompo. Ia juga berusaha menciptakan kondisi-kondisi kerja yang baik bagi para buruh, dengan mendirikan perkumpulan- perkumpulan kaum buruh.
Vinsensius juga banyak membantu dalam aksi pengumpulan bantuan bagi para misionaris, seperti pakaian misa, buku-buku dan uang. Ia mengorganisir kelompok-kelompok penerbit Katolik untuk mengirimkan buku-buku kepada para misionaris.
Disamping menjadi Bapa Pengakuan Pribadi bagi Sri Paus, Vinsensius juga dikenal baik oleh para kardinal, imam dan kaum awam sebagai seorang pembimbing rohani yang masyur. Tugas pokoknya adalah memberikan bimbingan mingguan kepada para pelajar di dua seminari di Roma.
Seratus tahun setelah kematiannya pada tanggal 22 Januari 1850, Vinsensius digelari Beato oleh Sri Paus Pius XII. Kemudian oleh Sri Paus Yohanes XXIII, ia ditetapkan sebagai santo pada tahun 1963.
Santo Anastasius, Martir
Anastasius berasal dari negeri Parsi. Semenjak mudanya ia menjalani hidup sebagai prajurit dalam dinas militer raja Parsi. Raja Parsi inilah yang merebut Yerusalem pada tahun 614, dan merampas Salib Suci dan membawanya ke negeri Parsi.
Dengan niat yang Suci, Anastasius menyelidiki Salib Suci Yesus itu. Ia bertanya kepada siapa saja tentang siapa yang pernah bergantung di salib itu. Dalam hatinya ia bertanya, Mengapa raja membawa salib itu ke negerinya? Salib ini tentunya punya nilai yang luhur dan mulia, sehingga raja berjuang untuk memperolehnya Dari orang yang ditanyainya, Anastasius memperoleh berita bahwa Salib itu adalah Salib Yesus Kristus, seorang pemuda dari Nazareth yang disiksa dan dibunuh oleh orang-orang Yahudi karena Dia menyebut diri-Nya sebagai Anak Allah yang Mahatinggi. Pemuda itulah yang disembah orang-orang Kristen sebagai Tuhannya.
Mendengar berita itu, Anastasius segera menarik diri dari ketentaraannya Raja Parsi, lalu meninggalkan tanah airnya dan pergi ke Syria. Baginya, Salib itu memiliki suatu kebenaran. Di kota Hierapolis, Anastasius tertegun kagum akan gambar-gambar kudus para martir yang terbunuh karena imannya akan Yesus Kristus itu. Gambar-gambar itu membangkitkan dalam dirinya suatu keyakinan dan iman yang kokoh akan kebenaran agama Kristen. Ia lalu menyerahkan dirinya untuk dibaptis menjadi Kristen dan menjadi seorang pertapa. Ia menyesalkan kehidupan masa lampaunya dan berusaha menjadi seperti Kristus, Tuhannya.
Ketika ia berziarah ke tempat-tempat suci yang pernah dikunjungi Yesus semasa hidupnya, ia ditangkap oleh orang-orang Parsi. Ia dituduh menjadi penyebar Injil Yesus Kristus, dan mencela kebohongan agama orang Parsi. Ia dibawa ke Persia. Di kota Betsalun, ia disiksa dan kemudian di bunuh bersama-sama dengan 68 orang Kristen lainnya. Peristiwa ini terjadi pada tahun 628.
http://www.imankatolik.or.id/kalender/22Jan.html
Vinsensius lahir pada tanggal 21 April 1795. Meskipun kesehatannya sering terganggu dan banyak kesempatan tersedia baginya untuk menjadi orang penting dalam masyarakat, namun imamat menjadi satu-satunya cita-cita dan pilihan hidupnya.
Pada zamannya, ada kebiasaan umum, orang (umat) mengikuti sekelompok imam untuk berkarya di Roma secara sukarela. Vinsensius menjalani hidupnya dengan cara ini untuk beberapa lama. Setelah beberapa tahun ia bekerja dengan cara ini, Vinsensius menerima perjanjian kerja di Gereja Neapolitan di Roma. Pada tahun 1835, ia mendirikan Serikat Kerasulan Katolik, sebuah organisasi untuk kaum awam dan imam-imam, yang diabdikan pada tugas penyebaran iman dan peningkatan penghayatan nilai keadilan sosial. Serikat ini merupakan perintis gerekan Aksi Katolik.
Sebagai pemimpin Serikat Kerasulan Gereja Katolik, Vinsensius mengabdikan dirinya pada karya di rumah-rumah sakit, melayani para serdadu, dan mengelola pusat-pusat kesehatan dan rumah-rumah para jompo. Ia juga berusaha menciptakan kondisi-kondisi kerja yang baik bagi para buruh, dengan mendirikan perkumpulan- perkumpulan kaum buruh.
Vinsensius juga banyak membantu dalam aksi pengumpulan bantuan bagi para misionaris, seperti pakaian misa, buku-buku dan uang. Ia mengorganisir kelompok-kelompok penerbit Katolik untuk mengirimkan buku-buku kepada para misionaris.
Disamping menjadi Bapa Pengakuan Pribadi bagi Sri Paus, Vinsensius juga dikenal baik oleh para kardinal, imam dan kaum awam sebagai seorang pembimbing rohani yang masyur. Tugas pokoknya adalah memberikan bimbingan mingguan kepada para pelajar di dua seminari di Roma.
Seratus tahun setelah kematiannya pada tanggal 22 Januari 1850, Vinsensius digelari Beato oleh Sri Paus Pius XII. Kemudian oleh Sri Paus Yohanes XXIII, ia ditetapkan sebagai santo pada tahun 1963.
Santo Anastasius, Martir
Anastasius berasal dari negeri Parsi. Semenjak mudanya ia menjalani hidup sebagai prajurit dalam dinas militer raja Parsi. Raja Parsi inilah yang merebut Yerusalem pada tahun 614, dan merampas Salib Suci dan membawanya ke negeri Parsi.
Dengan niat yang Suci, Anastasius menyelidiki Salib Suci Yesus itu. Ia bertanya kepada siapa saja tentang siapa yang pernah bergantung di salib itu. Dalam hatinya ia bertanya, Mengapa raja membawa salib itu ke negerinya? Salib ini tentunya punya nilai yang luhur dan mulia, sehingga raja berjuang untuk memperolehnya Dari orang yang ditanyainya, Anastasius memperoleh berita bahwa Salib itu adalah Salib Yesus Kristus, seorang pemuda dari Nazareth yang disiksa dan dibunuh oleh orang-orang Yahudi karena Dia menyebut diri-Nya sebagai Anak Allah yang Mahatinggi. Pemuda itulah yang disembah orang-orang Kristen sebagai Tuhannya.
Mendengar berita itu, Anastasius segera menarik diri dari ketentaraannya Raja Parsi, lalu meninggalkan tanah airnya dan pergi ke Syria. Baginya, Salib itu memiliki suatu kebenaran. Di kota Hierapolis, Anastasius tertegun kagum akan gambar-gambar kudus para martir yang terbunuh karena imannya akan Yesus Kristus itu. Gambar-gambar itu membangkitkan dalam dirinya suatu keyakinan dan iman yang kokoh akan kebenaran agama Kristen. Ia lalu menyerahkan dirinya untuk dibaptis menjadi Kristen dan menjadi seorang pertapa. Ia menyesalkan kehidupan masa lampaunya dan berusaha menjadi seperti Kristus, Tuhannya.
Ketika ia berziarah ke tempat-tempat suci yang pernah dikunjungi Yesus semasa hidupnya, ia ditangkap oleh orang-orang Parsi. Ia dituduh menjadi penyebar Injil Yesus Kristus, dan mencela kebohongan agama orang Parsi. Ia dibawa ke Persia. Di kota Betsalun, ia disiksa dan kemudian di bunuh bersama-sama dengan 68 orang Kristen lainnya. Peristiwa ini terjadi pada tahun 628.
http://www.imankatolik.or.id/kalender/22Jan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar