Santo Selestinus, Paus dan Pengaku Iman
Selestinus dipilih menjadi Paus pada tahun 422 dan memimpin Gereja
Kristus selama 10 tahun. Penganiayaan terhadap orang-orang Kristen
tidak membawa akibat yang fatal. Gereja bisa dikatakan menang terhadap
penganiayaan itu. Meskipun demikian, di dalam tubuh Gereja sendiri
terjadi perpecahan karena adanya ajaran sesat dari Nestrorius yang
mengajarkan bahwa Maria bukanlah Bunda Allah.
Untuk mempertahankan ajaran gereja yang benar tentang Maria, Selestinus mengundang Konsili di Efesus untuk mengutuk ajaran sesat Nestorius itu. Gereja tetap mengakui Maria sebagai Bunda Allah karena Yesus yang dikandung dan dilahirkan adalah sungguh Putera Allah. Ajaran sesat lain yang tersebar saat itu ialah keraguan tentang perlunya rahmat untuk mencapai keselamatan. Ajaran-ajaran sesat ini dikecam oleh Selestianus bersama pimpinan Gereja lainnya. Selestianus meninggal dunia pada tanggal 432.
Untuk mempertahankan ajaran gereja yang benar tentang Maria, Selestinus mengundang Konsili di Efesus untuk mengutuk ajaran sesat Nestorius itu. Gereja tetap mengakui Maria sebagai Bunda Allah karena Yesus yang dikandung dan dilahirkan adalah sungguh Putera Allah. Ajaran sesat lain yang tersebar saat itu ialah keraguan tentang perlunya rahmat untuk mencapai keselamatan. Ajaran-ajaran sesat ini dikecam oleh Selestianus bersama pimpinan Gereja lainnya. Selestianus meninggal dunia pada tanggal 432.
Santa Kresensia Hoess, Pengaku Iman
Kresensia hidup antara tahun 1682-1744. Gadis miskin ini diterima oleh
biara, karena desakan walikota Kaufbeuren, Jerman yang protestan.
Pembesarnya sangat jengkel, kejam dan tidak adik terhadap suster muda
ini, walaupun Kresensia sangat sabar dan taat. Ia menerima banyak
rahmat khusus sesudah menjalani aneka godaan. Ketika menjadi pembesar,
ia memperbaharui seluruh biara.
Santo Notker "Penggagap", Pengaku Iman
Orang Kudus ini disebut "Penggagap" karena tidak mampu berucap dengan
jelas dan lancar. Meskipun hampir tidak mampu mengucapkan kata-kata
dengan jelas, namun dia adalah murid terpandai di biara St. Gallen,
Swiss. Banyak orang termasuk teman-teman kelasnya mengejek dia karena
kekurangannya itu. Namun ia tidak merasa terhina sebaliknya hal itu
menjadi cambuk baginya untuk memusatkan perhatiannya pada belajar dan
membantu orang sakit. Notker yang tekun berdoa ini sanggup menyanyi
dengan bagus sehingga menjadi guru dirigen koral yang termasyur. Ia
menggubah berbagai syair dan lagu gerejani yang indah, misalnya "Media
vita in morte sumus…" Notker meninggal dunia pada tahun 912.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar