Rabu, 07 Desember 2011

HARI KOMUNIKASI SOSIAL SEDUNIA ke-5 1971: KOMUNIKASI SOSIAL MELAYANI PERSATUAN UMAT MANUSIA


Saudara-saudari, putra-putriku, dan semua orang yang berkehendak baik “Alat-alat komunikasi sosial untuk melayani persatuan umat manusia”: demikianlah tujuan yang ditawarkan oleh Hari Komunikasi Sosial Sedunia tahun ini untuk refleksi, studi, diskusi-diskusi, doa-doa dan kegiatan-kegiatan anda.
Siapa yang dengan sepenuh hati tidak merindukan untuk melihat kesatuan keluarga umat manusia diperjuangkan dengan lebih berdayaguna? Belumkah manusia sadar akan solidaritas yang mempersatukan mereka dalam kehidupan sehari-hari sebagaimana dalam kesempatan-kesempatan khusus, di hadapan kesuksesan ilmiah tetapi sekaligus juga di hadapan kemalangan-kemalangan dunia. Dalam setiap langkahnya, manusia seolah dipaksa untuk meluaskan terus menerus pandangannya terhadap dunia di mana kerjasama yang berbuah dan damai ditegakkan dalam berbagai tingkat ekonomi, sosial, budaya dan kehidupan politik, tanpa, kehilangan kekayaan dari ciri-ciri keanekaannya. Akan menjadi sekedar impiankah mengharapkan suatu keluarga manusia yang universal yang di dalamnya setiap orang dapat menjadi warga sesaudara? (bdk. PP 79).
Dalam banyak peristiwa, keyakinan umat Kristiani dirumuskan dengan baik: “Allah …. Menghendaki bahwa setiap orang membangun keluarga dan saling bergaul dalam semangat persaudaraan. Setiap orang diciptakan sesuai gambar Allah …. Dan setiap orang dipanggil menuju tujuan yang satu dan sama, yakni Allah sendiri” (Gaudium et Spes no 34. P. 1)
1. Kerinduan untuk bersatu
Solidaritas dalam panggilan Adam, juga dalam dosanya, dihayati dan diperdalam dalam Kristus; dengan SalibNya Ia telah membongkar dinding yang memisahkan manusia, memperdamaikan mereka kepada Allah (bdk Ef 12:14), dan dengan kebangkitanNya Ia telah menyebarkan Roh cintakasihNya ke dalam hati manusia. Sementara itu, Gereja juga mengalami tegangan dan bahkan perpecahan dalam dirinya, dan tak akan pernah berhenti sampai menghayati kesatuan ini dengan cara yang dapat dilihat di antara putra-putrinya dari aneka bahasa dan bangsa, dan dalam setiap lingkungan sosial dan profesional. Demikianlah, Gereja sadar sebagai tanda kenabian akan persatuan dan kedamaian bagi seluruh dunia (bdk. Yesaya 11:12)

Menerima kenyataan bahwa alat-alat komunikasi sosial telah mengambil peran penting dalam kebudyaan modern hampir secara universal, muncul pertanyaan: akankah alat-alat komunikasi sosial menjadi alat-alat istimewa untuk mendorong persatuan dan persaudaraan ini, maksudnya, saling menghormati, dialog yang terbuka dan kerjasama saling percaya dalam dunia tempat masalah-masalah semakin menjangkau seluruh bagian dunia ini?
2. Ketegangan-ketegangan yang ada
Kita perlu secara mendalam menegaskan apakah kita terlalu meremehkan kekuatan dari ketegangan-ketegangan yang tragis yang ada dalam lingkungan sosial, di antara kelompok-kelompok masyarakat dan pribadi-pribadi, di antara bangsa-bangsa industri dan bangsa-bangsa dari dunia ke tiga, di antara sistem-sistem ideologis atau politis yang berlawanan. Konflik-konflik yang seringkali mendorong bertumbuhnya penindasan-penindasan di seluruh dunia terus menciptakan jurang-jurang yang berbahaya dan sayangnya, mewujudkan diri dalam tindakan-tindakan kekerasan dan situasi-situasi perang. Di hadapan perwujudan dari ketegangan-ketegangan dan ketidakcocokan antara manusia dan bangsa ini, kita tentu tak dapat mengharapkan pers, radio, televisi dan film untuk menguranginya atau bahkan membungkamnya sama sekali. Bukankah peran mereka justru sebaliknya, yakni, untuk menampilkan semua segi kenyataan, bahkan yang paling tragis sekalipun, untuk mendekati kenyataan itu dengan cara yang lebIh mendalam dan obyektif, yakni kenyataan kemalangan yang terpaksa terjadi dan dosa egoisme yang menyebar, singkatnya, bertambahnya luka yang menoreh hati keluarga besar umat manusia, tetapi juga yang merupakan satu kenyataan untuk menampakkan penyelesaian positif, tanda-tanda pembaharuan dan alasan-alasan untuk berharap?
3. Konfrontasi yang tegas
Siapa yang akan berkata bahwa orang tak tergoda untuk menggunakan alat-alat audiovisual yang sangat berdaya itu, dengan pengaruhnya yang mendalam, untuk meningkatkan ketegangan, ketidakcocokan dan perpecahan, memaksakannya pada konsekwensi-konsekwensinya yang ekstrim, sejauh ini untuk melemahkan setiap orang yang berkehendak baik dalam usaha mereka yang tak sempurna tetapi baik untuk memperjuangkan persatuan dan persaudaraan? Kita harus menghadapi resiko ini dengan kekuatan dan melawannya dengan berani. Di pihak lain, kita tidak mengijinkan bahwa kemungkinan-kemungkinan mendalam dari alat-alat komunikasi sosial yang mengagumkan, yang masih kurang diuraikan, membantu para pembaca, pendengar dan penonton menjadi sadar akan masalah-masalah sesama yang nyata, membantu orang untuk lebih baik mengenal dan saling menghormati dalam perbedaan-perbedaan mereka, mengatasi aneka penghalang dalam semangat saling pengertian dan kasih, dan masih lebih baik lagi, mengalami solidaritas sejati kendati aneka penghalang yang ada, sebuah solidaritas yang mempersatukan kita satu sama lain dan satu bagi yang lain dalam mencari dan memperjuangkan kesejahteraan umum dari masyarakat manusia yang luhur? (cf. Allocution to the General Assembly of the U.N.O. in New York, October 4, 1965, in A.A.S., 57, 1965, pp. 879-884). The very future of man is at stake, man, “to whom all things on earth should be related as their centre and crown” (cf. Gaudium et Spes, n.12)..
4. Renungan dan Doa
Para pendukung dan donatur alat-alat komunikasi sosial, satukan perjuangan anda agar terjadilah semua itu di setiap sudut dunia dan keikutsertaan dan tanggungjawab pada setiap tingkat. Tolaklah semua yang mengganggu dialog sejati antar manusia, apa pun yang menutupi hak-hak manusia, salah pengertian dan kebencian macam apa pun, apa pun yang berlawanan dengan damai dan persaudaraan yang luas, dan apa pun yang menghalangi kita mencari kebenaran dalam kemerdekaan. Akhirnya, bukankah pertanyaan-pertanyaan berikut ini cocok untuk setiap orang dari antara kita: apa yang kau cari? Apa yang kau inginkan? Apakah kamu ingin menjadi saudara bagi saudaramu, ya atau tidak? Sebab kalau komunikasi tidak dari dirinya sendiri merupakan sebuah pemersatu, maka ia menjadi jalan yang tak berguna.
Demikianlah, bagimu, umat Kristiani, saudara-saudari dan putra putriku, kami minta kamu secara khusus bermenung dan berdoa. Kami juga mendorong kamu untuk menggunakan semua sarana sesuai bakat dan minatmu secara apa adanya, dengan terarah dan dengan mantap, sehingga dari begitu banyak ancaman yang berseliweran dan seringkali menghancurkan kamu dapat menghasilkan bangunan yang kokoh dan memancarkan suatu dunia persaudaraan dan putra-putri Allah. “Mengatasi semua kekuatan yang merusak dan omongan yang membingungkan, itulah kota yang harus kita bangun, sebuah kota yang perekatnya semata-mata adalah kasih persaudaraan di antara suku-suku dan bangsa-bangsa dan juga dari berbagai tingkat dan generasi” (Discourse to the General Conference of the I.L.O., Geneva, June 10, 1969, n. 21, in. A.A.S. 61 1969, p. 500).
Kepada semua yang bekerja dengan alat-alat komunikasi sosial agar mewujudkan aspirasi manusia sesuai dengan kehendak Allah, kami sertakan dengan sepenuh hati Berkat Apostolik yang khusus.
Vatikan,
Paus Paulus VI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar