Kamis, 08 Desember 2011

Hari Komunikasi Sedunia Ke 23, 1989, AMANAT BAPA SUCI YOHANES PAULUS II, PADA HARI KOMUNIKASI SEDUNIA KE 23: AGAMA DALAM MEDIA


Saudara saudari, sahabat-sahabat para komunikator :
1. Tema Hari Komunikasi Sosial Sedunia tahun ini adalah Agama dalam media. Tema ini menggarisbawahi betapa pentingnya kehadiran Gereja serta peran yang dimainkannya dalam dialog masyarakat. Pada dasarnya, dalam zaman kita, pesan-pesan religius maupun kebudayaan mempunyai dampak yang semakin besar, akibatnya pemakaian sarana-sarana komunikasi sosial. Refleksi yang ingin saya bagi-bagikan bersama anda pada kesempatan ini, akan menjelaskan suatu minat yang secara tetap menyertai saya sepanjang masa kepausanku; yakni, dimanakah tempat agama dalam kehidupan masyarakat? Atau lebih jelas lagi, dimanakah tempat agama dalam media?
2. Sepanjang karya pastoralnya, Gereja biasa bertanya pada diri sendiri mengenai sikap media terhadap agama, nyatanya pada saat media dan teknik teknik komunikasi mengalami perkembangan sepesat itu, dunia industri yang telah ikut serta dalam perkembangannya yang luar biasa itu, menunjukan suatu gejala sekuralisme, yang agaknya cenderung untuk mempercepat hilangnya setiap rasa keagamaan dalam hati manusia zaman kita.
3. Sementara itu jelas kelihatan bahwa informasi keagamaan cenderung memperoleh perhatian lebih banyak dalam media, lantaran bertambahnya minat yang umumnya kini diberikan pada dimensi keagamaan dalam kehidupan manusia, baik hidup pribadi maupun hidup bermasyarakat. Untuk menganalisis gejala ini orang mestinya bertanya kepada para pembaca surat kabar atau menonton televisi maupun mendengarkan radio. Karena masalahnya bukan karena media yang memaksakan soal-soal keagamaan kepada mereka tanpa diminta. Sebaliknya, orang orang yang bertanggung jawab terhadap komunikasi massa itu hanyalah menganggapi permintaan permintaan tertentu yang mereka terima, agar memberi tempat lebih leluasa bagi informasi dan komentar tentang soal-soal keagamaan. Di seluruh dunia, terdapat jutaan orang, yang berpaling kepada agama untuk mencari nilai hidupnya; jutaan orang, yang memandang hubungan dengan Allah, Sang Pencipta dan Bapa mereka, sebagai kenyataan yang paling membahagiakan dalam kehidupan manusia. Para tokoh profesional dalam komunikasdi menyadari hal ini, dan berusaha menyesuaikan diri. Memang harus diakui, bahwa interaksi antara orang orang yang bekerja dalam media komunikasi dan sikap yang memihak. Namun harus pula dicatat kenyataan positif ini; yakni bahwa agama mempunyai tempat ditengah arus informasi media dewasa ini.
4. Adalah suatu kebutuhan ysang menyenangkan, bahwa Hari Komunikasi Sedunia 1989 ini jatuh bersamaan dengan peringatan dua puluh lima tahun berdirinya komisi Kepausan untuk Komunikasi Sosial. Komisi itu sendiri mulai sekarang akan menjadi suatu lembaga Kepausan. Apa yang telah dicapai oleh komisi itu dalam dua puluh lima pelayanannya di bidang kerasulan komunikasi? Tentu saja Gereja sendiri telah belajar membedakan tanda tanda zaman secara lebih jelas, dan gejala komunikasi merupakan salah satu daripadanya. Pendahulu kami Pius XII telah mengajak Gereja untuk memandang media bukan sebagai suatu ancaman, melainkan sebagai suatu anugerah (bdk, Ensiklik Miranda Prorsus 1957). Konsili Vatikan II pada gilirannya, secara meriah dan mulia menegaskan sikap yang positif ini (bdk Dekrit Inter Mirifica 1963), Komisi kepausan yang sepenuhnya dan dengan tekun mengabdikan diri untuk mempromosikan dalam Gereja suatu sikap partisipatif dan kreatif di bidang ini. Atau lebih baik, mempromosikan gaya hidup baru dan saling berbagai antar manusia.
Pertanyaan yang dihadapi Gereja dewasa ini, bukan lagi apakah orang-orang kebanyakan dapat menangkap suatu pesan keagamaan, melainkan bagaimana menggunakan media komunikasi, sehingga memberi kesempatan kepada orang orang itu menikmati karya amanat Injil secara penuh. Secara amat langsung dan sederhana, Tuhan mendorong kita untuk memiliki pandangan yang lebih luas mengenai kesaksian dan komunikasi kita: Janganlah kamu takut .. apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah itu dari atas atap rumah. (Mat 10:26-27). Apa maksudnya? Penulis Injil menjelaskan; Kristus menghendaki kita menyatakan diri sebagai saksiNya di hadapan manusia (bdk Mat 10;32). Demikianlah juga di sini, tersirat kehendaknya yang menantang, rendah hati dan sekaligus murni, yang mengilhami kehadiran Kristiani di tengah perdebatan media umum. St Paulus berkata: Jika aku memberitakan Injil, aku mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku, (1 Kor 9:16).
Dalam seluruh kitab suci, kesetiaan yang sama dibicarakan: Aku mengabarkan keadilan dalam jemaah yang besar. (Mzm 40;10). Dan semua orang takut dan memberitakan perbuatan Allah. (Mz 64) Para komunikator dan konsumen umum, hendaknya bertanya pada dirinya sendiri mengrenai tuntutan-tuntutan yang terus berubah menyangkut agama yang murni dan tsak bercela, yang mengundang kita menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia (Yak 1:27). Kutipan kutipan kebijaksanaan dari Kitab Suci ini bahkan membuat anda langsung mengerti, bahwa bagi mereka yang terlibat di tengah perdebatan umum, tantangan terbesar untuk memberi kesaksian keagamaan, adalah menjaga amanat keagamaan dan perubahan perubahannya itu tetap asli dan memperoleh standar mutu yang tinggi dalam program maupun produksi.
6. Atas nama seluruh Gereja, saya ingin berterima kasih kepada dunia komunikasi untuk tempat yang diberikannya bagi agama dalam media. Saya yakin bahwa dsaa tidak keliru menafsirkan perasaan semua orang berkehendak bahwa kemungkinan kemungkinan yang diizinkan bagi kehadiran Kristiani dalam perdebatan umum masih bisa diperbaiki lagi, saya merasa berbahagia karena bolet turut menyampaikan terima kasih kepada media, yang telah memberikan tempat tehormat untuk informasi, dokumentasi, dialog dan pengumpulan data keagamaan. Saya juga ingin meminta para komunikator agar, dengan berpegang teguh pada nilai-nilai tetinggi etika dan praktek profesional. Mereka menunjukkan dirinya pantas mendapat kesempatan yang diberikan kepadanya, untuk menyajikan pesan-pesan penuh harapan dan rekonsiliasi dengan Allah, melalui setiap macam media dan disiplin. Ini memang merupakan anugerah Allah (bdk Pius XII, ensiklik Miranda Prorsus). Bukankah di sini kita menyaksikan suatu pertemuan misterius antara kemampuan teknologi dalam bahasa komunikasi dan keterbukaan roh manusia tethadap amanat yang indah dari Tuhan serta kesaksianNya? Di sinilah letak mutu kehadiran gerejani kita dalam perdebatan umum. Lebih dari itu, kekudusan seorang rasul mengharuskan suatu pengilahian seluruh akal budi manusia (untuk memakai ungkapan yang bisa dipergunakan para bapa Gereja). Dengan alasan ini juga, ditengah perkembangan cepat kehadiran Gereja dalam dunia dewasa ini melalui media massa, perayaan perayaan liturgis misteri iman tidak dapat ditinggalkan.
7. Sambil berpikir tentang semua ini, secara sederhana dan penuh keyakinan, saya mengajukan suatu permintaan yang sangat dekat di hatiku. Permintaan ini bersumber dari rasa persahabatan yang sama, yang mendorong St. Paulus berkata kepada Philemon: Dengan percaya kepada ketaatanmu, kutuliskan ini kepadamu. Aku tahu, lebih dari pada permintaanku ini akan kau lakukan (Flp 1:21) Dan inilah permintaanku untuk agama, berikanlah semua tempat yang dalam komunikasi massa. Bukalah pintu-pintu gerbang, supaya masuklah bangsa yang benar dan yang tetap setia,.yang memelihara perdamaian. (bdk Yes 26:2a.3a). Inilah permintaanku demi kepentingan agama. Anda akan melihat, sahabat-sahabatku bahwa tema-tema keagamaan ini akan mempunyai kekuatan untuk memberi ilham, sejauh tema-tema itu dihidangkan dengan penuh wibawa oleh para profesional sendiri, yang meyakininya secara mendalam. Bila para komunikator itu terbuka terhadap pesan-pesan keagamaan, pesannya sendiri akan meningkat mutunya dan minat terhadapnya. Kepada para karyawan media dalam Gereja, saya mengulangi; demikian juga halnya kalian, kamu telah menerima roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kalian berseru ya Abba! ya Bapa! (bdk Rom 8 ;15)
Pesan dan inisiatif agama dapat ditemukan dalam segala jenis media dalam pers dan program program informasi tertulis maupun audiovisual, dalam kreasi kreasi film, bank data dan tukar menukar telematik, dalam komunikasi teater dan pertunjukan panggung serta pagelaran-pagelaran budaya tingkat tinggi, dalam perdebatan pendapat umum serta komentar-komentar berita, dalam pelayanan pelayanan untuk pembentukan pendapat umum, dalam segala produksi group media, dalam lukisan-lukisan animasi serta kartun yang bermutu tinggi, dalam berbagai bentuk penyebarluasan literatur tertulis, rekaman-rekaman audio maupun video, dalam saat-saat santai sambil mendengarkan musik dari radio setempat maupun jaringan radio nasional atau pun internasional. Adalah kerinduanku yang sangat kuat, supaya jaringan-jaringan komunikasi katolik maupun Kristen sanggup bekerjasama secara konstruktif dengan berbagai jaringan komunikasi budaya apapun, mengatasi kesibukan-kesibukan persaingsan, lantaran mengejar kebaikan terakhir, yang bersumber dari amanat keagamaan.
Pada Hari Komunikasi Sedunia ini, Gereja mengajak semua fihak yang terlibat, untuk secara serius memikirkan perlunya kerjasama ekumenis dan antar agama dalam bidang media.
8. Untuk menutup amanat ini, ingin saya mengajak semua orang yang mencintai kerasulan Komunikasi ini, agar mengabdikan dirinya dengan segenap hati dan segenap tenaga, dan dengan hormat yang sepantasnya terhadap setiap pribadi, terhadap karya besar evangelisasi, karena di dalamnya kita semua ditantang untuk terlibat. Tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana.(Luk 9:60). Masih ada lagi yang mesti saya tambahkan justru dengan mewartakan dan menghayati Sabda Allah, kita sendiri dapat memahami kedalaman tak terduga dari anugerah Allah.
Seraya menyambut kehendak Allah dengan penuh keperayaan, saya menyatakan kepada kalian, para petugas media umum, betapa gembira hatiku melihat kalian bersatu pada hari ini, melintasi jarak-jarak yang amat besar, untuk bersama-sama membuat refleksi yang dimaksudkan untuk menemukan dan memperdalam agama refleksi yang dimaksudkan untuk menemukan dan memperdalam agama yang murni dan tak bercela itu, di mana semua kita akan mengambil bagian dalam mewartakannya dari atas atap rumah, untuk anda semua, saya mohon berkat Tuhan.
Dari Vatikan, pada hari tanggal 24 Januari 1989.
Yohanes Paulus II.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar