Rabu, 07 Desember 2011

Hari Komunikasi Sosial Sedunia Ke-3, 1969: Komunikasi Sosial dan Keluarga


Putra-putriku yang terkasih, dan semua orang yang berkehendak baik di mana pun berada.
Pengamatan akan Hari Komunikasi Sosial yang ke tiga dengan tema "Komunikasi Sosial dan Keluarga" memberi kita kesempatan yang kita sambut dengan senang hati, sebagaimana sudah kita lakukan pada kesempatan-kesempatan sebelumnya, untuk mengundang semua orang yang berminat, untuk merenungkan tema ini secara positif dan berbuah. Jelas, siapa yang jaman ini dapat menyatakan bahwa dirinya tidak dipengaruhi oleh gejala yang mendunia dengan sangat pesat dari pers, radio, film dan televisi, atau menyatakan bahwa keluarganya tidak secara mendalam dipengaruhi?
Satu pemahaman yang jelas muncul di benak: alat-alat komunikasi sosial kini sudah menembus dan meresapi inti dari lingkungan keluarga. Mempengaruhi dalam jadwal kegiatan masyarakat. Mengubah kebiasaan yang sudah mapan. Menjadi bahan percakapan dan memancing pembicaraan-pembicaraan. Lebih jauh lagi, alat-alat itu mempengaruhi kejiwaan dari orang-orang yang menggunakannya. Pengaruh ini, yang seringkali begitu mendalam, dialami melampaui emosi dan akal budi. Sampai kepada bidang moral, dan juga wahana rohani. Seolah tidak ada satu pun berita atau bahan pembicaraan, hampir tiap orang tahu, yang tidak masuk dalam lingkup keluarga melalui halaman-halaman yang tercetak, atau sarana audio visual, sehingga dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang dan semua orang, membangkitkan reaksi yang berbeda-beda.
Keuntungan-keuntungan dari situasi baru ini tak dapat ditolak. Tak dapat diragukan lagi bahwa perkembangan intelektual dari kaum muda diperpesat. Warisan budaya mereka diperkaya. Hati dan jiwa mereka dengan lebih mudah diarahkan kepada masalah-masalah besar masyarakat manusia, seperti damai, keadilan, dan kemajuan. Namun jelas juga, bahwa daya penyesuaian yang tinggi dari alat-alat ini dapat digunakan untuk kebaikan atau kejahatan. Lebih lagi, penyalahgunaan dari program-program audio visual, meski hanya kwantitatif, dapat melemahkan nilai-nilai hidup keluarga; akibatnya dapat membuat orang menjadi terasing, bukan lagi mempersatukan. Maka, pentinglah membangun kesadaran, untuk menggunakan sarana-sarana yang memperkaya budaya itu secara masuk akal. Inilah bab baru yang ditambahkan dalam deretan kewajiban para pendidik. Inilah saatnya keluarga melaksanakan pembaharuan dalam bidang ini, sehingga dengan kerjasama dari sekolah, keluarga dapat semakin maju dalam pendidikan suara hati yang menuntut persetujuan mereka akan penilaian-penilaian yang obyektif dan jernih yang menuntun mereka untuk menerima atau menolak aneka acara yang ditujukan kepada mereka.
Namun, karya pendidikan tidak berhenti sampai di sini. Perlulah sebuah dialog dilaksanakan di antara keluarga-keluarga dan orang-orang yang bertanggungjawab atas komunikasi sosial. Keluarga-keluarga dipanggil tidak sekedar untuk diketahui keinginan dan kritiknya, tetapi juga untuk menunjukkan pemahaman bagi mereka yang, seringkali dengan usaha yang agak memaksakan, membanjiri mereka dari hari ke hari dengan begitu banyak unsur bagi budaya dan kesenangan mereka.
Sebagai balasannya, para komunikator, harus mengenali dan menghormati kebutuhan keluarga. Hal ini acapkali mensyaratkan keberanian yang besar dari dirinya sendiri, dan selalu rasa tanggungjawab yang besar. Praktisnya, mereka hendaknya menyingkirkan di satu sisi, semua yang dapat menghancurkan keluarga dalam keberadaannya, kemapanannya, tatanannya dan kebahagiaannya, sebab setiap serangan terhadap nilai-nilai mendasar keluarga yang sejati - apakah itu erotisisme atau kekerasan, pembelaan terhadap perceraian atau sikap-sikap anti sosial di antara kaum muda - adalah serangan terhadap kesejahteraan dan kebaikan masyarakat manusia yang sejati. Di lain pihak, para komunikator memiliki tugas yang sulit untuk mendidik publik untuk mengenal, menghargai dan mencintai nilai-nilai yang seringkali tak dikenal atau diabaikan tetapi sebenarnya merupakan kekuatan dan kemuliaan dari masyarakat: misalnya, pengabdian seutuhnya kepada cita-cita yang mulia, kesediaan berkorban dan kepahlawanan yang tersembunyi dalam melaksanakan tugas rutin.
Kami mengundang keluarga-keluarga untuk bekerjasama dengan paguyuban-paguyuban yang karena terus menerus berhubungan membuat kerinduan keluarga-keluarga dapat diketahui dan sekaligus dapat mengajukan permintaan kepada orang-orang yang bertanggungjawab atas komunikasi sosial. Semoga hari komunikasi sosial ini menandai awal dari dialog sejati yang membangun dan menghasilkan buah berlimpah, mewartakan masa depan yang lebih tenang dalam bidang hidup modern yang rumit ini.
Pertanyaan dari umat Kristiani jaman ini dalam dunia komunikasi sosial yang profesional menuntut perhatian yang mutlak. Kalau ada segi dari hidup di jaman sekarang di mana kehadirannya dirasa penting dan dirindukan, itulah pasti komunikasi sosial. Semoga keluarga-keluarga tidak dihalangi oleh rasa cemas yang berlebihan ketika salah seorang anggota keluarganya ingin meraih pekerjaan di bidang ini. Kejahatan yang jauh lebih banyak ditampilkan daripada kebaikan, tidak hanya terjadi dalam karya di bidang ini, tetapi juga banyak terjadi dalam karya di bidang-bidang lainnya. Puji Tuhan, dalam dunia komunikasi sosial, sebagaimana dalam dunia lainnya, tetap ada teladan-teladan hidup moral yang bersinar, baik dalam kehidupan keluarga maupun dalam berkarya. Mereka yang berkarya dalam dunia jurnalistik, teater dan di dunia film yang menghayati iman akan Allah dengan suara hati dan ketentraman dalam melaksanakan pekerjaannya. Sejarah kekristenan mengajar kita bahwa daya meragi injil bertumbuh justru di lingkungan yang penuh kesulitan dan tantangan. Kaum muda yang telah menerima pembentukan moral dan rohani yang mantap dan yang mendapat inspirasi dari cita-citanya, perlu didorong untuk berkecimpung dalam aneka kegiatan komunikasi sosial.
Pengharapan yang realistis tentang situasi itu menuntun orang untuk melihat bahwa pengaruh dari alat-alat teknik ini, bukannya semakin lemah, melainkan seharusnya mengembangkan masyarakat di masa yang akan datang. Tak ada yang harus diabaikan agar pengaruh ini membawa akibat positif dalam setiap keluarga.
Kami berharap bahwa seruan kami dalam kesempatan hari komunikasi sosial sedunia ini akan didengarkan di setiap negara untuk mendorong produksi yang baik di bidang komunikasi sosial, untuk membesarkan hati semua orang yang memakai alat-alat ini untuk melayani kehidupan keluarga dan dengan demikian menyumbang untuk masa depan yang bahagia bagi keluarga dan umat manusia.
Paus Paulus VI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar