Senin, 13 September 2010

SPICA

            Benda langit yang memancarkan cahaya. Ada yang semu dan ada yang nyata. Namanya bintang. Mereka kemudian dinamai Spica, Rigel, Sirius, Matahari, Procyon, Arctarus, Betugeuese, dll. Nama-nama ini hanya sebagian dari jutaan bintang penghias angkasa. Hebatnya, deretan benda angkasa yang bercahaya ini bisa membuat kagum para penghuni bumi yang berotak dan berperasaan. Ada senyuman cinta yang seakan-akan memancar kala ia bersinar dan banyak pasang mata yang melihat keindahan yang dipertontonkannya menyatakan rasa cintanya. Cinta dan bintang! Manusia mencinta dan bintang menyampaikan salamnya. Di depan bintang manusia memang hanya bisa menyatakan kekagumannya. Ia tak bisa mencintai bintang dan tak bisa menjadi bintang dalam arti yang sesungguhnya. Akan tetapi kalau bintang diberi sentuhan cinta, maka muncul pilihan: “Mana bintang terbaik dan paling menyentuh?” Sementara orang memilih Rigel, Sirius, atau matahari. Yang lain memilih Archtarus atau Procyon. Satu yang terpilih kemudian dipersonifikasi menjadi satu pribadi yang dekat dan sehati dengan dirinya. Demikianlah saat ia memilih Spica, maka lewat bintang tersebut, ia bisa melihat kekasih hatinya tersenyum bahagia dan mencahayai hatinya. Mau pilih yang mana?
            Ada yang memilih bintang semu yang tak menghasilkan cahaya sendiri dan hanya bisa memantulkan cahaya yang diterima dari bintang lain. Sementara sebagian memilih bintang nyata yang bersinar dari dirinya sendiri.
            Kalau harus memilih, maka Spica pasti berada di urutan teratas. Pertama kerena Spica memang Aneh dan tak ada yang seunik dirinya. Kedua itulah bahwa ketika memandang cahaya indahnya, namanya selalu muncul. Ia seakan-akan hadir, menyinari dan mempercantik hidup. Kadang ia jauh tapi tetap ada. Jauh tapi tetap bercahaya. Saat ketika ia tak tampak, saat itu ia sebenarnya lagi memberikan cahayanya kepada orang lain di belahan bumi lain. Kendati demikian bias cahayanya masi bisa terasa. Mengingatkan kembali akan bintang yang menjadi petunjuk perjumpaan Allah dan manusia. Seperti para majus menemukan Allah lewat petunjuk bintang, begitu juga dalam dirinya terlihat Allah yang mencinta dan menerangi. Disebut Spica karena dialah yang paling dominan mempengaruhi hidup, mengajarkan cara mencinta, berharap, dan marah. Saat memandangnya dan dia menatap balik, tampaklah bahwa ia sungguh sangat cantik. Itulah dia! Ku bahkan tak tau caranya memuji sebelum ketemu dia. Cuman aku dan dia! Hebatnya lagi, dia mengakhiri semuanya dengan indah. Happy ending!!!!!! You are my super star…..

KaNgeN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar